Sabtu, 14 Desember 2013

Shinigami Record IV

Shinigami Record IV

Cahaya lilin remang-remang menyinari meja di dekat jendela..

Setelah aku menyelesaikan catatan pertama diariku, aku meletakkan pena di meja, dan mengecek isinya dengan teliti.


“Hmm...apakah ini cukup baik?”

Biarpun aku tahu apa itu diari, ini pertama kalinya aku menulis sesuatu seperti itu, dan menurutku ini agak sulit.

‘Piknik’ hari ini termasuk kejadian yang cukup besar, dan menurutku merupakan hal yang bagus untuk kutulis. Mulai besok, apa yang bisa kutulis disini?

“Karena ini catatan pertama, kupikir aku sudah menulis cukup banyak, tapi.....ini sama sekali tidak bagus.”

Aku terkejut dengan kurangnya kemampuanku dalam menulis.

“Benarkah? Menurutku ini sangat bagus.”

Suara dari belakangku membuatku terkejut, membuatku tanpa sadar berteriak.

Saat aku menoleh, kudapati Tsukihiko tersenyum seperti biasanya dan berkata. “Ahaha. Maaf, maaf,” sebelum menggaruk kepalanya.

“Ap-....! Bodoh, jangan melihatnya tanpa seizinku!”

Aku sangat ceroboh, aku tidak pernah berpikir dia akan mengintip isi diariku. Paling tidak aku tidak menuliskan sesuatu yang aneh....Iya, aku yakin ini baik-baik saja.

“Aku sangat senang kau menyebutkanku disitu~”

Sahut Tsukihiko dengan malu, tapi aku hanya menuliskan bagaimana dia dikejar-kejar oleh lebah, jadinya apa yang dia senangi?

“Hmph, aku menulismu karena hanya sedikit karakter yang bisa digunakan, itu saja.”

Sebenarnya, tidak ada sesuatu seperti karakter yang kubuat untuk dimunculkan di catatan harianku, tapi karena tidak ingin membuatnya terlalu senang, aku cuma mengatakan itu.

“Shion sudah tidur?”

“Iya. Hari ini dia sangat bersemangat saat bermain... jadilah dia kelelahan dan tertidur dengan nyenyak.”

Shion tumbuh dengan cepat.

Jujur saja, aku tidak pernah membayangkan akan membesarkan seorang anak, tapi inilah yang terjadi.

Biarpun aku mempunyai segunung kekhawatiran untuk anak pertama kami, sekarang justru kebahagiaanlah yang mengisi hari-hari kami.

“Kira-kira....Shion bisa tumbuh besar dengan baik tidak yah?”

Saat aku menyelesaikan pertanyaanku, seperti biasanya Tsukihiko menepuk kepalaku dan menjawab, “Aku yakin dia akan tumbuh menjadi orang dewasa yang baik dan secantik dirimu, Azami.”

Aku tidak benar-benar memintanya untuk mengatakan semua itu. Meskipun aku mengatakan kepadanya untuk berhenti karena ini terlalu memalukan, kebiasaannya tidak pernah berubah.

“Hmm~ ….. Aku juga cukup lelah hari ini, kurasa aku akan tidur lebih dulu.”

Ketika aku melihat wajah mengantuk Tsukihiko, kusadari dia terlihat sedikit lebih tua dibandingkan dengan hari pertama kami bertemu.

Seperti itulah manusia, mereka menua.

Hari ini dia berlari-lari bersama Shion dengan tubuhnya yang tua itu.

Dia pasti lelah.

“Aku mengerti. Istirahatlah.”

“Azami, maukah kau tidur dengan kami sesekali? Shion juga ikut, bagaimana?”

Dadaku terasa agak sakit mendengar perkataan Tsukihiko, tapi aku tidak memperlihatkannya dan bersikap tak acuh.

“....Bodoh. Kau tahu aku tidak perlu tidur. Apakah kau memintaku untuk semalam bermalas-malasan di sampingmu?”

“Ahaha. Kau benar juga. Maaf, maaf.”

Tsukihiko memang tertawa saat dia berbicara, tapi seperti yang kuduga, dia juga terlihat agak sedih.

“Tidak apa-apa. Kita akan kembali bersama lagi besok, kan.”

Mendengar balasanku, Tsukihiko tersenyum kecil dan berkata. “Aku tahu. Sampai bertemu lagi besok.” Dan menepuk kepalaku lagi.

Aku melambaikan tanganku sampai aku melihatnya menghilang ke dalam tempat tidur.

Tepat setelah dia hilang dari pandanganku, kesedihan yang dengan susah payah kusembunyikan dalam hati menyembur keluar.

Tsukihiko pasti mengatakan hal itu karena dia melihat hal yang tidak sengaja kutulis di dalam diariku.

Mengingat seperti apa sifatnya, biasanya dia tidak terlalu memperhatikan hal seperti ini, tapi.....

“Seberapa lama lagi kami bertiga bisa bertemu dengan musim panas?”

Memang, akulah yang menulis hal itu, tapi sekarang aku merasa kata-kata itu terdengar kejam, tidak menyenangkan.

Aku merahasiakannya dari Tsukihiko, tapi belakangan ini aku sering memikirkan hal itu.

Terkadang aku lupa akan hal, karena saat aku bersamanya, aku hanya berpikir dia akan terus bersamaku. Namun di saat lain aku teringat, aliran waktu tidak akan memperbolehkan itu.

....Sepertinya, aku tidak bisa terus bersamanya, tidak untuk selama-lamanya.

Pertama, aku yakin dia akan meninggal sebelum aku karena umurnya.

Harusnya aku sudah tahu tentang hal itu dari awal.

Kenapa di antara semua waktu aku harus mengkhawatirkannya sekarang?

Karena semuanya akan menjadi sunyi jika dia tidak lagi bersamaku.

Memikirkan itu saja sudah membuatku kesepian, sampai-sampai air mata mulai menggenangi pelupuk mataku.

Andai-tidak, karena itu, aku benar-benar tidak ingin berpikir lebih baik kalau kami tidak pernah bersama.

Setelah bertemu dengannya, dan setelah Shion lahir, sekarang ada kami bertiga.

Bagiku, tidak ada yang bisa menggantikan waktu yang kami habiskan bersama.

Karena itulah, semuanya akan baik-baik saja. Kami harus terus hidup dengan menghargai setiap harinya yang datang lebih dari apa yang kami lalui sebelumnya.

Kami tidak boleh menghabiskan hari-hari yang berharga ini dengan percuma seperti memikirkan hal-hal yang menyedihkan.

Karenanya, jika tiba waktu dimana kami harus berpisah, aku akan menangis tanpa menahan apapun.

Aku akan menggerutu, “Kenapa kau mati sebelum aku? Bukannya kau berjanji kita akan selalu bersama selamanya?”

Dia sangat mudah merasa bersalah saat aku mengatakan hal yang egois seperti itu, mustahil kalau dia tidak merasa terganggu.

Lalu, seperti biasanya dia akan meminta maaf kepadaku sambil menggaruk kepalanya, dan aku akan memaafkannya. Ya, itu rencana yang bagus.

Saat aku tersadar, air mata sudah membasahi sampul diariku.

Sulit untuk bernapas. Seberapapun aku berusaha menahannya, perasaan sepi ini terus menyembur keluar.

Bukankah aku baru saja berpikir untuk menyimpan air mataku pada saat waktunya tiba? Aku ini tolol sekali.

.....Aku tidak mau. Tidak ingin berpisah dengannya. Aku ingin kami bersama untuk selama-lamanya.

Ketika pemikiran ini memenuhi kepalaku, pandanganku mulai mengabur.

Apakah ini karena aku menangis terlalu kencang? Rasanya aneh.

Biarpun aku tidak bermaksud untuk berpikir keras, seolah seperti refleks dan terasa normal, aku ingin menutup mataku.

Ada apa ini?

Biarpun aku tidak mengerti apa yang terjadi, ini tidak buruk.

Kesedihanku perlahan menghilang

Perlahan...

.....Lahan...... 

Selamat datang

Selamat datang Tuanku.

Oh, apakah akhirnya kau memilih untuk menyerah?

Kau terlihat mengurus. Pastinya kau telah melewati berbagai macam kesakitan, iyakan?

Terus terang, seberapa lama aku menantikan waktu ini?

Biarpun aku selalu menunggu di sini, kau tidak pernah sadar.

Ngomong-ngomong, fakta bahwa sekarnag kau kemari berarti kau mempunyai permohonan yang sangat ingin dikabulkan, benar?

Oh, tidak usah, tidak usah. Aku tidak mempermasalahkannya jika kau tidak ingin memberitahukannya kepada kami.

Tidakkah kau lihat? Kau adalah aku, aku adalah kau; tidak ada yang tidak kuketahui tentangmu.

Ya, ya, aku cukup—sangat mengerti dirimu.

Begitu, aku mengerti.

....ara, aneh sekali permohonanmu!

Oh, tidak, tidak, aku sudah mendengar semua yang kubutuhkan.

Kau dibuat susah oleh sesuatu seperti ini...Wah, Tuan, sepertinya kau sendiri telah cukup berubah.

Tetapi, siapapun Tuanku, atau apapun permohonan yang mereka miliki, aku di sini untuk mengabulkannya. Kau tenang saja.

Jadi, kau ingin hidup dengan manusia itu selamanya. Itulah permohonanmu....Namun, jujur saja, hal itu tidak mungkin terjadi di dunia ini.

Oh, kumohon jangan berkecil hati.

“Bukankah aku mengatakan di ‘dunia ini’?

Ya, benar, benar.

Aku yakin kau kebingungan sekarang, “Dunia seperti apa yang aku maksud?”

Biar kuberi tahu. Karena inilah mengapa kau jauh-jauh datang kemari.

Ya, kemampuan yang kau punya. Gunakan semuanya.

Karena cara bagaimana kemampuan itu digunakanlah yang membuat apapun bisa diselesaikan.

Seperti yang sudah kujelaskan sebelumnya, permohonanmu tidak bisa diwujudkan di dunia ini.

Biarpun ini sangat disayangkan, kumohon mengertilah kenapa aku tidak bisa mengatakan kepadamu penyebab dari hal ini.

Namun, kau cukup membuat dunia yang baru!

Misalnya dunia tanpa akhir, dunia yang terus berulang. Bagaimana menurutmu?

Kau bisa menghabiskan waktu selamanya di sana bersama dengan manusia yang kau cintai itu, juga bersama anakmu.

Dengan kekuatan yang kau miliki, melakukan itu bukanlah hal yang sulit.

Ya, tentu saja! Itu kekuatan yang hanya dimiliki dirimu, tentu saja kau harus menggunakannya.

……

…… Oh, sepertinya sebentar lagi waktunya akan habis.

Mari kita bicarakan lebih rinci saat kita bertemu kembali.

Aku akan terus menunggumu disini.

Ya, kumohon tanyakan apa saja yang kau suka kepadaku.

Jadi sekarang, sampai pada waktu kita bertemu kembali
di mimpi indah selanjutnya.

1 komentar: