Sabtu, 19 April 2014

Meaning Of Flowers 02



 Chapter 2 : Larkspur
Summary : Melihatmu yang dikelilingi bunga larkspur ungu, pada saat itu aku jatuh cinta kepadamu. (SetoMary)

Disclaimer : Kalau aku punya KagePro aku bakal buat itu jadi YaoiPro, karena masih normal berarti aku gak punya.

"Kousuke! Kousuke!"

Sang gadis albino imut yang kecil memanggil-manggil kepada pemuda berambut hitam berjumpsuit hijau. Mendengar namanya dipanggil pemuda itu lalu berjalan ke arah gadis itu.

"Ada apa, Mary?" dia lalu merunduk sedikit agar pandangannya sama dengan sang gadis. Maklum sang pemuda sangatlah tinggi dan sang gadis itu...cebo- bukan, cuma agak kurang tinggi.

"Kira-kira menurutmu ada sesuatu yang terjadi tidak antara Shuuya dan Tsubomi?"
"Heeee? Shuuya-kun dan Tsubomi-hime? Kurasa tidak...kenapa?"

"Habis sih~ Sejak mereka pulang agak malam dulu. Mereka sepertinya lebih dekat. Belum lagi sepertinya Tsubomi juga agak berubah."

"Berubah? Berubah seperti apa?"

"Dia sekarang lebih jujur dengan perasaannya kepada Shuuya!"

"Benarkah?"

"Beneran! Coba aja Kousuke lihat!"

Mary lalu menunjuk kepada pasangan putri-pelayan yang sedang berjalan-jalan di taman. Shuuya lalu membisikkan sesuatu yang membuat muka Tsubomi memerah dan tangannya mengepal dan lalu-

"HENTAAIIIIII!"

DUAAAAAAAAAK

Shuuya pun melayang. Dan hari-hari yang normal kembali berlalu di kediaman Kido.
Melihat hal itu Kousuke hanya bisa sweatdrop. "Maaf Mary...tapi aku merasa kejadian ini sudah biasa terjadi..."

"Tunggu sebentar, Kousuke! Coba kamu liat lagi!"

Kousuke lalu kembali mengarahkan pandangannya kepada Shuuya dan Tsubomi. Shuuya yang sudah terpental jauh menggosok-gosok perutnya yang dihantam Tsubomi.

Tsubomi yang masih terlihat marah berjalan ke arah Shuuya dan lalu membantunya berdiri. Shuuya lalu mengatakan sesuatu dan mecium tangannya Tsubomi. Tsubomi memerah tapi dia tidak menghantam Shuuya lagi. Tiba-tiba Tsubomi mencium pipi Shuuya dan sukses membuat pipi Shuuya memerah.

"..." okeeeeee. Benar kata Mary, mereka berdua terlihat lebih dekat dari biasanya, dan Tsubomi-hime juga lebih aggresif dengan menunjukkan perasaaannya.

"Ahhhh. Kira-kira apa yah yang terjadi diantara mereka berdua yah. Aku penasaran~."

"Naaah, aku tidak tau sih. Tapi asalkan mereka berdua bahagia aku senang." Mary pun tersenyum dan mengangguk setuju. Setelah terdiam beberapa saat Mary pun berkata.

"Kousuke, Mau ke rumahku?"

Kousuke berpikir sejenak lalu berkata. "Yah, aku gak ada kerjaan lagi sih. Jadi gak apa-apa, ayo!"
***
Di dalam rumah kayu kecil yang nyaman. Kousuke duduk di kursi kecil sambil menunggu Mary menyeduh teh dan menyiapkan snak untuk mereka berdua. Dia melihat ke berbagai tempat dan berpikir 'Tempat ini masih tidak pernah berubah yah.'

Dia lalu berjalan melihat sekitarnya. Melihat rak buku yang terisi dengan buku-buku yang dibuat oleh ibu dan nenek Mary. Tempat tidur yang kecil tetapi muat untuk Mary di ruang lain. Ranjang untuk dua orang yang Kousuke pikir pasti untuk ayah dan ibunya Mary. Dan pada akhirnya pandangannya terhenti pada sebuah buku yang tergeletak di meja belajar Mary.

Buku itu bersampulkan dengan warna biru yang sama dengan warna bajunya Mary. 'Buku ini baru pertama kali kulihat' pikir Kousuke. Penasaran memenangkan pikirannya dan dia lalu membuka buku itu. Buku itu bertuliskan tangan dan sepertinya masih agak baru. Kousuke lalu membaca isi buku itu.

'Dulu, ada seorang gadis medusa yang tinggal seorang diri di dalam hutan. Jauh dari perkotaan.'

'Di dalam gubuk kecil yang tua, dia menghabiskan hari-harinya di dalam situ tidak pernah keluar dari gubuknya.'

'Hmm, apakah ini cerita 'Shinigami Record' karangan nenek Mary? Tapi aku yakin bukunya bukan seperti ini.' pikir Kousuke saat melihat cerita yang berawalan mirip dengan buku yang dia sebut.

'Dia menginginkan melihat dunia luar, tetapi dia ketakutan'

'Dia takut untuk membuat kontak mata dengan dunia luar. Dia takut akan apa yang terjadi disaat dia menatapnya.'

Seluruh perhatian Kousuke sekarang terfokus pada buku itu. Entah mengapa dia merasa buku itu sangat menarik perhatiannya.

'Ibunya pernah berkata padanya "Jangan buat kontak mata!". Dia yang pada saat itu masih kecil tidak mengerti perkataan ibunya itu.'

'Dia terus meminta kepada ibunya untuk melihat dunia luar tetapi ibunya hanya berkata "Belum waktunya." atau "Suatu saat nanti." dan pada akhirnya dia tidak pernah keluar.'

Kousuke membalik halaman demi halaman. Membaca buku yang masih dia tidak ketahui apa judulnya ini.

'Suatu hari, tanpa sepengetahuan ibunya, dia pergi ke dunia luar.'

'Saat itu dunia terlihat sangat berkilau di matanya. Banyak hal yang berbeda dengan yang dia baca di buku disekelilingnya.'

'Lalu dia melihat anak-anak manusia.'

Ceritanya menarik, menurut Kousuke. Ini membuatnya penasaran, dengan apa yang terjadi dengan gadis medusa tersebut.

'Dia bermaksud menyapa mereka. Tetapi pada saat dia mendekat tiba-tiba mereka berteriak dan melemparinya dengan batu.'

' "Monster!" dia mendengar mereka berkata. Pada saat itulah dia mengingat bahwa dirinya sebenarnya berbeda dengan mereka.'

'Dia adalah medusa, makhluk yang ditakuti manusia. Sesuatu yang harusnya dibenci.'

Kousuke merasa kasihan dengan gadis medusa itu, diperlakukan seperti itu. Dia jadi mengingat masa lalunya...dia lebih suka untuk melupakannya saja.

'Sejak saat itu dia trauma dengan dunia luar dan memutuskan untuk menuruti kata ibunya- untuk tetap tinggal digubuk kecil mereka.'

'Pada hari yang santai, saat gadis itu bermain di taman dekat gubuk mereka. Gadis itu diculik oleh para manusia jahat.'

'Mereka menyalib gadis itu dan bermaksud membakar "monster". Gadis itu menangis tak bisa melakukan apa-apa'

Kousuke merasa deg-degan dengan apa yang terjadi dengan gadis itu lalu dia membalik halamannya.

'Tiba-tiba ibu sang gadis datang. Melihat anaknya yang disalib. Dia mengeluarkan amarahnya.'

'Dia membatukan semua manusia yang dia lihat. Para manusia berontak dan menyerang ibu sang gadis itu. Tapi dia tidak menghentikan kekuatannya.

'Setelah semuanya berakhir, sang gadis dapat melepaskan dirinya dari salib dan berlari menuju ibunya.'

'Syukurlah' pikir Kousuke. 'Gadis itu baik-baik saja'

'Ibunya yang telah mendapatkan banyak serangan dari manusia tidak bisa bertahan lagi. Menyadari itu sang gadis hanya bisa menangis.'

'Pada saat terakhinya, ibunya terseyum dan berkata "Aku mencintaimu" dan meninggalkan dunia untuk selamanya.'

'Meninggalkan sang gadis untuk hidup seorang diri di gubuk kecil yang sepi.'

Kehilangan ibu...sesakit apakah itu...Jika Kousuke mengetahui orang tuanya, mungkin dia akan tau bagaimana rasanya itu.

'Sejak saat itu sang gadis tidak pernah keluar gubuk, berhari-hari, berbulan-bulan, bertahun-tahun, bermusim-musim.

'Tapi, di suatu hari yang seperti biasanya, tiba-tiba ada seseorang yang mengetuk pintunya.'

'Pintu yang tidak pernah menerima tamu, pintu yang tidak pernah dia buka, pintu yang membatasi dirinya dengan dunia luar.'

Kuharap yang membuka pintu itu bukan orang jahat harap Kousuke dan lalu dia membalik halaman buku itu.

'Gadis itu panik, dia tidak tau apa yang harus dia lakukan. Dia menumpahkan teh herbalnya dan terjatuh-

CRAAAAAASH

"Ko-kousuke?!" Mary yang baru datang, saat dia melihat Kousuke dia menjatuhkan kue dan teh yang dia pegang. Kousuke yang melihat itu langsung panik dan menutup bukunya lalu berlari ke arah Mary.

"Mary! Kau tidak apa-apa?!" Kousuke mengecek Mary dari atas sampai bawah. Mary yang asalnya terdiam shok akhirnya tersadar dan sesegera mungkin membersihkan pecahan-pecahan gelas teh dan piring.

"Eeeeeh, Mary jangan langsung sentuh pecahan itu! Nanti kamu terluka." tepat seperti apa yang Kousuke katakan, jari Mary tertusuk pecahan gelas dan mengeluarkan darah.

"A-aan sakit!" Kousuke kembali panik, lalu dia mendapatkan ide. Dia memegang tangannya Mary dan memasukkan telunjuk Mary yang berdarah ke mulutnya. Dia lalu menghisapnya dan menjilatnya untuk menghentikan pendarahan. Melihat itu wajah Mary langsung memerah. Kousuke yang menutup matanya saat dia menghisap jari Mary tidak melihat wajah Mary.

"Su-sudah cukup. Tidak sakit lagi kok!" Mary menarik paksa jarinya dari mulut Kousuke. Kousuke tampak bingung tetapi dia tidak menanyakannya. Dia dan Mary lalu mengambil sapu dan mengumpulkan pecahan itu ke dalam plastik.

"Phiuuuh~ Akhirnya selesai juga. Nah Mary, lain kali kamu harus hati-hati yah." dia mengelus kepala gadis albino itu sambil tersenyum. Mary hanya mengangguk pelan, dia lalu berkata.

"Hei, Kousuke...tentang buku yang kamu baca tadi...bagaimana?" Mary menghadapkan pandangannya ke lantai, dia terlihat ragu menanyakan hal ini.

"Buku yang kubaca tadi...? Oh! Maksudmu buku biru itu yah? Bagaimana apanya?"

"Ugh...Bagaimana ceritanya? Apakah menurutmu menarik?"

"Uhmmm, iya! Menurutku itu sangat menarik. Aku bisa merasakan perasaan yang dituliskan di cerita itu. Jadi siapa yang menuliskan buku itu? Nenekmu? Atau mungkin ibumu?" Kousuke bertanya dengan antusias. Mary memerah dan dengan pelan berkata.

"Buku itu...yang menuliskannya adalah...aku."

"He? Benarkah? Way! Cerita yang kamu buat itu bagus sekali Mary! Aku menyukainya! Sangat."

"Be-benarkah? A-aku lega, aku takut ceritanya membosankan atau sudah biasa. Kalau Kousuke bilang itu bagus...aku jadi senang." Mary tersenyum berseri-seri. Kousuke lalu berkata.

"Aku belum selesai membacanya tadi. Nanti bolehkan aku meminjamnya, Mary?"

"Tentu saja boleh! Aku senang kalau Kousuke mau membacanya. Dipinjamkan ke Tsubomi juga tidak apa-apa, tapi jangan ke Shuuya!"

"Hahaha, kamu masih marah dengan kejadian itu yah." Mary menggembungkan pipinya dan Kousuke hanya tertawa sambil mengelus-ngelus kepala Mary.
***
Kousuke dan Mary berjalan-jalan keluar dari rumah Mary. Mereka pergi berjalan menuju sebuah taman alami yang dipenuhi bunga. Taman itu, anehnya, selalu tumbuh bunga yang berbeda tiap bulannya. Pada bulan ini misalnya, tumbuh bunga larkspur putih di taman itu, padahal baru bulan lalu bunga mawar tumbuh. Belum lagi taman ini selalu indah tanpa ada siapapun yang merawatnya, Kousuke dan Mary yakin taman ini pasti ajaib.

"Whuuuuaaaaa, indaaahnyaaaa." Mary berjalan mengelilingi taman, sesekali berhenti untuk menghirup wangi larkspur itu. Kousuke menemaninya, dia tersenyum senang melihat gadis albino kecil itu bahagia.

"Hei, hei, Kousuke. Kau tau? Bunga larkspur selalu mengingatkanku pada saat kita bertemu."

"Heeee, benarkah?"

"Karena pada saat kita bertemu pertama kali kita ada di taman ini yang penuh dengan bunga larkspur juga!"

"Hoooo, iya, aku ingat itu!"

-FLASHBACK-

Saat itu baru beberapa hari sejak Kousuke ditemukan Kido-hime. Biarpun Kido-hime sangat baik dan Kano-kun sangat membantu (biarpun terkadang dia jahil), Kousuke masih tidak bisa membuka hatinya kepada mereka. Dia takut dia akan dikhianati-sama seperti sebelumnya. Karena itulah sekarang dia berjalan di hutan, lari dari mansion Kido-hime.

"Uggh, hutan ini luas sekali. Aku sekarang dimana?"

Dia tersesat tidak tau arah. Dia merasa kemanapun dia melihat pemandangannya semua sama. Dia sekarang kelelahan, lapar, dan haus. Dia tidak membawa apapun saat dia lari, karena dia merasa bersalah jika mencuri sesuatu dari Kido-hime dan Kano-kun yang sudah baik kepadanya. Dia berjalan dan akhirnya dia berhenti di suatu tempat. Dia sampai disebuah taman yang indah, taman itu penuh dengan larkspur ungu.

'Huaaaa, mengagumkan.' pikir Kousuke. Ini pertama kalinya dia melihat pemandangan seindah ini. Tapi yang membuatnya lebih terkejut lagi adalah adanya sesosok gadis berambut putih yang seperti boneka sedang duduk di tengah taman bunga larkspur itu. Dia membuat mahkota bunga dan lalu tersenyum saat dia menyelesaikannya. Kousuke langsung berpikir kalau senyuman gadis itu sangat indah, lebih indah dari taman bunga larkspur ini. Tanpa disadari dia berjalan ke arah gadis itu.
Gadis itu melihat Kousuke dan terkejut. Dia nampak ketakutan dan langsung ingin berlari, tapi tanpa disadari Kousuke meneriakkan. "Tunggu!" kepadanya, membuat gadis itu berhenti dan menatapnya.

"Aku-aku tidak ingin melakukan apa-apa kepadamu! Aku hanya, hanya terpikat denganmu!" saat sadar apa yang telah dia katakan Kousuke langsung memerah dan melambai-lambaikan tangannya sambil berusaha memperbaiki kata-katanya tadi.
Melihat itu sang gadis tertawa kecil sambil berkata "Tidak apa-apa kok. Aku hanya terkejut ada seseorang di hutan ini selain aku." gadis itu menatap Kousuke sambil tersenyum. Barulah Kousuke menyadari bahwa mata gadis itu merah 'Albino kah?' pikir Kousuke.

"Oh, ah, syukurlah. Aku benar-benar tidak bermaksud apa-apa kok. Aku tersesat dan saat aku sampai di taman ini aku melihatmu. Namaku Kousuke Seto, salam kenal." Kousuke memperkenalkan dirinya kepada gadis itu, tetapi pada saat gadis itu mulai memperkenalkan dirinya juga, pandangan Kousuke mulai berputar dan badannya tiba-tiba kehilangan tenaga. Semuanya pun menjadi gelap.

...

Aroma bunga rosemary adalah yang pertama kali dia hirup saat dia sadar. Dia mulai membuka matanya dan yang pertama kali dia lihat adalah langit-langit dari kayu. Dia sadar kalau badannya telah berbaring di sebuah tempat tidur yang empuk dan nyaman, dia lalu menatap ke sampingnya dan dia melihat putih.

"Kamu sudah sadar?" ternyata warna putih yang dia lihat adalah warna putih rambut sang gadis yang dia lihat di taman tadi. Di samping tempat tidur ada meja kecil yang diatasnya ada segelas teh dan sepiring bubur. Mencium aroma itu membuat perut Kousuke berbunyi.

"eeeh, umm, maaf." kata Kousuke malu. Sang gadis hanya tertawa kecil dan memberikan piring bubur itu pada Kousuke.

"Makanlah, toh aku membuatkannya untukmu." Kousuke yang tidak bisa menahan laparnya lagi melahap bubur yang dibuatkan gadis itu. Sang gadis hanya tersenyum sambil melihat Kousuke makan. Setelah makan Kousuke meminum teh yang ternyata diseduh dengan rosemary, kata gadis itu. Setelah semua itu Kousuke kembali segar.

"Terima kasih untuk semua ini! Umm..." Kousuke menghentikan perkataannya, bingung, tidak mengetahui nama gadis yang menyelamatkannya.

"Mary, Mary Kozakura namaku." menjawab pertanyaan Kousuke yang tidak dia katakan.

"Oooh, Kozakura-chan! Salam kenal aku Kousuke Seto!"

"Hehehe, aku sudah tau kok. Kamu sudah mengatakannya di taman bunga tadi."

"O-oh, gitu yah? Ah, eh, ha ha ha..." mereka berdua terdiam. Masing-masing tidak tau apa yang harus mereka lakukan. Setelah beberapa menit keheningan berlalu, Mary memecahkannya.
"Kamu...kamu bilang kamu terpikat denganku. Kenapa?" tanya Mary. Semburat merah keluar dari wajah Kousuke yang sukses membuat wajahnya seperti tomat. Dia berusaha berkata sesuatu tapi malah menjadi kata-kata tidak jelas. Akhirnya dia menenangkan dirinya dan menjawabnya.

"Ka-kamu terlihat se-sepeti boneka. Sangat ca-cantik dan imut, apalagi saat kamu tersenyum, itu membuatku...terpikat denganmu." Kousuke sangat malu saat dia mengatakan itu, dia mengalihkan pandangannya ke bawah, membuatnya tidak bisa melihat wajah Mary yang memerah saat mendengar kata Kousuke.

"O-oh be-begitu yah." keheningan kembali melanda kedua insan itu. Masing-masing terlalu malu untuk mengatakan apa-apa. Akhirnya mereka berdua mulai menjadi tenang dan bisa melihat satu sama lain.

"Tidak pernah ada yang mengatakan itu kepadaku sebelumnya...terima kasih." Mary tersenyum dengan lebar.

'Ahh senyumannya memang indah' pikir Kousuke dari dalam hatinya.

-Flashback End-

Setelah itu Shuuya-kun datang bersama Tsubomi-hime mencari-cari Kousuke. Mary saat itu terkejut ada banyak orang yang dia temui dalam satu hari dan agak takut, tetapi Kousuke menenangkannya dan mengatakan kalau Shuuya-kun dan Tsubomi-hime tidak jahat. Tsubomi-hime lalu berkata pada Kousuke kalau tidak apa jika dia ingin pergi, tetapi tunggulah setelah dia sehat. Kousuke akhirnya sadar kalau Tsubomi-hime baik kepadanya tanpa ada maksud apa-apa dan akhirnya memutuskan untuk tinggal di mansion menemani Tsubomi-hime. Tapi ada alasan lain juga kenapa dia memutuskan untuk tinggal di mansion.

"Ada apa, Kousuke?" Mary menghadap kepadanya, bingung kenapa Kousuke memandangnya dengan tersenyum.

'Senyummulah yang membuatku memilih untuk tinggal disini.' pikir Kousuke. "Tidak-tidak, aku hanya mengingat kembali pertemuan kita saja kok!"

Mary mengangguk mengerti dan berjalan ke arah bunga larkspur putih dan memetiknya. Dia menggabungkannya membuat dua mahkota bunga, yang pertama dia pakai dan yang kedua dia mahkotai Kousuke.

"Dengan begini kita seperti Raja dan Ratu bunga! Hehehe."

Kousuke mengangkat Mary dan berputar-putar bersama sambil tersenyum "Yup, kamu adalah Ratuku yang paling berharga." 'dan yang paling kucintai' tambah Kousuke dalam hati.
Mary, terima kasih telah datang kehidupku

Kebaikan dan senyummu memberikanku keberanian untuk menerima orang lain

Hari-hari yang kulewati bersamamu benar-benar hal yang paling berharga untukku

Suatu hari nanti aku ingin memberitaumu perasaan ini

Tapi untuk sekarang, biarlah kusimpan ini di dalam hatiku


Flower Meaning
Bunga Larkspur adalah bunga kelahiran Juli, bulan lahirnya Mary, arti bunga larkspur secara umum adalah hati yang terbuka, hubungan cinta yang kuat, dan kasih sayang yang hangat.

Arti tersembunyi dari lakspur adalah:

Pink artinya plin-plan

Putih artinya kebahagiaan, dan

Ungu artinya cinta pertama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar