Chapter 2 : Larkspur
Summary :
Melihatmu yang dikelilingi bunga larkspur ungu, pada saat itu aku jatuh cinta
kepadamu. (SetoMary)
Disclaimer
: Kalau aku punya KagePro aku bakal buat itu jadi YaoiPro, karena masih normal
berarti aku gak punya.
"Kousuke!
Kousuke!"
Sang
gadis albino imut yang kecil memanggil-manggil kepada pemuda berambut hitam
berjumpsuit hijau. Mendengar namanya dipanggil pemuda itu lalu berjalan ke arah
gadis itu.
"Ada
apa, Mary?" dia lalu merunduk sedikit agar pandangannya sama dengan sang
gadis. Maklum sang pemuda sangatlah tinggi dan sang gadis itu...cebo- bukan,
cuma agak kurang tinggi.
"Kira-kira
menurutmu ada sesuatu yang terjadi tidak antara Shuuya dan Tsubomi?"
"Heeee?
Shuuya-kun dan Tsubomi-hime? Kurasa tidak...kenapa?"
"Habis sih~ Sejak mereka pulang agak malam
dulu. Mereka sepertinya lebih dekat. Belum lagi sepertinya Tsubomi juga agak
berubah."
"Berubah?
Berubah seperti apa?"
"Dia
sekarang lebih jujur dengan perasaannya kepada Shuuya!"
"Benarkah?"
"Beneran!
Coba aja Kousuke lihat!"
Mary lalu
menunjuk kepada pasangan putri-pelayan yang sedang berjalan-jalan di taman.
Shuuya lalu membisikkan sesuatu yang membuat muka Tsubomi memerah dan tangannya
mengepal dan lalu-
"HENTAAIIIIII!"
DUAAAAAAAAAK
Shuuya
pun melayang. Dan hari-hari yang normal kembali berlalu di kediaman Kido.
Melihat
hal itu Kousuke hanya bisa sweatdrop. "Maaf Mary...tapi aku merasa
kejadian ini sudah biasa terjadi..."
"Tunggu
sebentar, Kousuke! Coba kamu liat lagi!"
Kousuke
lalu kembali mengarahkan pandangannya kepada Shuuya dan Tsubomi. Shuuya yang
sudah terpental jauh menggosok-gosok perutnya yang dihantam Tsubomi.
Tsubomi
yang masih terlihat marah berjalan ke arah Shuuya dan lalu membantunya berdiri.
Shuuya lalu mengatakan sesuatu dan mecium tangannya Tsubomi. Tsubomi memerah
tapi dia tidak menghantam Shuuya lagi. Tiba-tiba Tsubomi mencium pipi Shuuya
dan sukses membuat pipi Shuuya memerah.
"..."
okeeeeee. Benar kata Mary, mereka berdua terlihat lebih dekat dari biasanya,
dan Tsubomi-hime juga lebih aggresif dengan menunjukkan perasaaannya.
"Ahhhh.
Kira-kira apa yah yang terjadi diantara mereka berdua yah. Aku
penasaran~."
"Naaah,
aku tidak tau sih. Tapi asalkan mereka berdua bahagia aku senang." Mary
pun tersenyum dan mengangguk setuju. Setelah terdiam beberapa saat Mary pun
berkata.
"Kousuke,
Mau ke rumahku?"
Kousuke
berpikir sejenak lalu berkata. "Yah, aku gak ada kerjaan lagi sih. Jadi
gak apa-apa, ayo!"
***
Di dalam
rumah kayu kecil yang nyaman. Kousuke duduk di kursi kecil sambil menunggu Mary
menyeduh teh dan menyiapkan snak untuk mereka berdua. Dia melihat ke berbagai
tempat dan berpikir 'Tempat ini masih
tidak pernah berubah yah.'
Dia lalu
berjalan melihat sekitarnya. Melihat rak buku yang terisi dengan buku-buku yang
dibuat oleh ibu dan nenek Mary. Tempat tidur yang kecil tetapi muat untuk Mary di ruang lain. Ranjang untuk dua
orang yang Kousuke pikir pasti untuk ayah dan ibunya Mary. Dan pada akhirnya
pandangannya terhenti pada sebuah buku yang tergeletak di meja belajar Mary.
Buku itu
bersampulkan dengan warna biru yang sama dengan warna bajunya Mary. 'Buku ini baru pertama kali kulihat'
pikir Kousuke. Penasaran memenangkan pikirannya dan dia lalu membuka buku itu.
Buku itu bertuliskan tangan dan sepertinya masih agak baru. Kousuke lalu
membaca isi buku itu.
'Dulu,
ada seorang gadis medusa yang tinggal seorang diri di dalam hutan. Jauh dari
perkotaan.'
'Di
dalam gubuk kecil yang tua, dia menghabiskan hari-harinya di dalam situ tidak
pernah keluar dari gubuknya.'
'Hmm, apakah ini cerita 'Shinigami Record' karangan nenek Mary? Tapi aku yakin bukunya bukan seperti ini.'
pikir Kousuke saat melihat cerita yang berawalan mirip dengan buku yang dia
sebut.
'Dia
menginginkan melihat dunia luar, tetapi dia ketakutan'
'Dia
takut untuk membuat kontak mata dengan dunia luar. Dia takut akan apa yang
terjadi disaat dia menatapnya.'
Seluruh
perhatian Kousuke sekarang terfokus pada buku itu. Entah mengapa dia merasa
buku itu sangat menarik perhatiannya.
'Ibunya
pernah berkata padanya "Jangan buat kontak mata!". Dia yang pada saat
itu masih kecil tidak mengerti perkataan ibunya itu.'
'Dia
terus meminta kepada ibunya untuk melihat dunia luar tetapi ibunya hanya
berkata "Belum waktunya." atau "Suatu saat nanti." dan pada
akhirnya dia tidak pernah keluar.'
Kousuke
membalik halaman demi halaman. Membaca buku yang masih dia tidak ketahui apa
judulnya ini.
'Suatu
hari, tanpa
sepengetahuan ibunya,
dia pergi ke dunia luar.'
'Saat
itu dunia terlihat sangat berkilau di matanya. Banyak hal yang berbeda dengan
yang dia baca di buku
disekelilingnya.'
'Lalu
dia melihat anak-anak manusia.'
Ceritanya
menarik, menurut Kousuke. Ini membuatnya penasaran, dengan apa yang terjadi
dengan gadis medusa tersebut.
'Dia
bermaksud menyapa mereka. Tetapi pada saat dia mendekat tiba-tiba mereka
berteriak dan melemparinya dengan batu.'
' "Monster!"
dia mendengar mereka berkata. Pada saat itulah dia mengingat bahwa dirinya
sebenarnya berbeda dengan mereka.'
'Dia
adalah medusa, makhluk yang ditakuti manusia. Sesuatu yang harusnya dibenci.'
Kousuke
merasa kasihan dengan gadis medusa itu, diperlakukan seperti itu. Dia jadi
mengingat masa lalunya...dia lebih suka untuk melupakannya saja.
'Sejak
saat itu dia trauma dengan dunia luar dan memutuskan untuk menuruti kata
ibunya- untuk tetap tinggal digubuk kecil mereka.'
'Pada
hari yang santai, saat gadis itu bermain di taman dekat gubuk mereka. Gadis itu
diculik oleh para manusia jahat.'
'Mereka
menyalib gadis itu dan bermaksud membakar "monster". Gadis itu
menangis tak bisa melakukan apa-apa'
Kousuke
merasa deg-degan dengan apa yang terjadi dengan gadis itu lalu dia membalik
halamannya.
'Tiba-tiba
ibu sang gadis datang. Melihat anaknya yang disalib. Dia mengeluarkan
amarahnya.'
'Dia
membatukan semua manusia yang dia lihat. Para manusia berontak dan menyerang
ibu sang gadis itu. Tapi dia tidak menghentikan kekuatannya.
'Setelah
semuanya berakhir, sang gadis dapat melepaskan dirinya dari salib dan berlari
menuju ibunya.'
'Syukurlah'
pikir Kousuke. 'Gadis itu baik-baik saja'
'Ibunya
yang telah mendapatkan banyak serangan dari manusia tidak bisa bertahan lagi.
Menyadari itu sang gadis hanya bisa menangis.'
'Pada
saat terakhinya, ibunya terseyum dan berkata "Aku mencintaimu" dan
meninggalkan dunia untuk selamanya.'
'Meninggalkan
sang gadis untuk hidup seorang diri di gubuk kecil yang sepi.'
Kehilangan
ibu...sesakit apakah itu...Jika Kousuke mengetahui orang tuanya, mungkin dia
akan tau bagaimana rasanya itu.
'Sejak
saat itu sang gadis tidak pernah keluar gubuk, berhari-hari, berbulan-bulan,
bertahun-tahun, bermusim-musim.
'Tapi,
di suatu hari yang seperti biasanya, tiba-tiba ada seseorang yang mengetuk
pintunya.'
'Pintu
yang tidak pernah menerima tamu, pintu yang tidak pernah dia buka, pintu yang
membatasi dirinya dengan dunia luar.'
“Kuharap yang membuka
pintu itu bukan orang jahat”
harap Kousuke dan lalu dia membalik halaman buku itu.
'Gadis
itu panik, dia tidak tau apa yang harus dia lakukan. Dia menumpahkan teh
herbalnya dan terjatuh-
CRAAAAAASH
"Ko-kousuke?!"
Mary yang baru datang, saat dia melihat Kousuke dia menjatuhkan kue dan teh
yang dia pegang. Kousuke yang melihat itu langsung panik dan menutup bukunya
lalu berlari ke arah Mary.
"Mary!
Kau tidak apa-apa?!" Kousuke mengecek Mary dari atas sampai bawah. Mary
yang asalnya terdiam shok akhirnya tersadar dan sesegera mungkin membersihkan
pecahan-pecahan gelas teh dan piring.
"Eeeeeh,
Mary jangan langsung sentuh pecahan itu! Nanti kamu terluka." tepat
seperti apa yang Kousuke katakan, jari Mary tertusuk pecahan gelas dan
mengeluarkan darah.
"A-aan
sakit!" Kousuke kembali panik, lalu dia mendapatkan ide. Dia memegang
tangannya Mary dan memasukkan telunjuk Mary yang berdarah ke mulutnya. Dia lalu
menghisapnya dan menjilatnya untuk menghentikan pendarahan. Melihat itu wajah
Mary langsung memerah. Kousuke yang menutup matanya saat dia menghisap jari
Mary tidak melihat wajah Mary.
"Su-sudah
cukup. Tidak sakit lagi kok!" Mary menarik paksa jarinya dari mulut
Kousuke. Kousuke tampak bingung tetapi dia tidak menanyakannya. Dia dan Mary
lalu mengambil sapu dan mengumpulkan pecahan itu ke dalam plastik.
"Phiuuuh~
Akhirnya selesai juga. Nah Mary, lain kali kamu harus hati-hati yah." dia
mengelus kepala gadis albino itu sambil tersenyum. Mary hanya mengangguk pelan,
dia lalu berkata.
"Hei,
Kousuke...tentang buku yang kamu baca tadi...bagaimana?" Mary menghadapkan
pandangannya ke lantai, dia terlihat ragu menanyakan hal ini.
"Buku
yang kubaca tadi...? Oh! Maksudmu buku biru itu yah? Bagaimana apanya?"
"Ugh...Bagaimana
ceritanya? Apakah menurutmu menarik?"
"Uhmmm,
iya! Menurutku itu sangat menarik. Aku bisa merasakan perasaan yang dituliskan
di cerita itu. Jadi siapa yang menuliskan buku itu? Nenekmu? Atau mungkin
ibumu?" Kousuke bertanya dengan antusias. Mary memerah dan dengan pelan
berkata.
"Buku
itu...yang menuliskannya adalah...aku."
"He?
Benarkah? Way! Cerita yang kamu buat itu bagus sekali Mary! Aku menyukainya!
Sangat."
"Be-benarkah?
A-aku lega, aku takut ceritanya membosankan atau sudah biasa. Kalau Kousuke
bilang itu bagus...aku jadi senang." Mary tersenyum berseri-seri. Kousuke
lalu berkata.
"Aku
belum selesai membacanya tadi. Nanti bolehkan aku meminjamnya, Mary?"
"Tentu
saja boleh! Aku senang kalau Kousuke mau membacanya. Dipinjamkan ke Tsubomi
juga tidak apa-apa, tapi jangan ke Shuuya!"
"Hahaha,
kamu masih marah dengan kejadian itu yah." Mary menggembungkan pipinya dan
Kousuke hanya tertawa sambil mengelus-ngelus kepala Mary.
***
Kousuke
dan Mary berjalan-jalan keluar dari rumah Mary. Mereka pergi berjalan menuju
sebuah taman alami yang dipenuhi bunga. Taman itu, anehnya, selalu tumbuh bunga
yang berbeda tiap bulannya. Pada bulan ini misalnya, tumbuh bunga larkspur
putih di taman itu, padahal baru bulan lalu bunga mawar tumbuh. Belum lagi
taman ini selalu indah tanpa ada siapapun yang merawatnya, Kousuke dan Mary
yakin taman ini pasti ajaib.
"Whuuuuaaaaa,
indaaahnyaaaa." Mary berjalan mengelilingi taman, sesekali berhenti untuk
menghirup wangi larkspur itu. Kousuke menemaninya, dia tersenyum senang melihat
gadis albino kecil itu bahagia.
"Hei,
hei, Kousuke. Kau tau? Bunga larkspur selalu mengingatkanku pada saat kita
bertemu."
"Heeee,
benarkah?"
"Karena
pada saat kita bertemu pertama kali kita ada di taman ini yang penuh dengan
bunga larkspur juga!"
"Hoooo,
iya, aku ingat itu!"
-FLASHBACK-
Saat itu
baru beberapa hari sejak Kousuke ditemukan Kido-hime. Biarpun Kido-hime sangat
baik dan Kano-kun sangat membantu (biarpun terkadang dia jahil), Kousuke masih
tidak bisa membuka hatinya kepada mereka. Dia takut dia akan dikhianati-sama
seperti sebelumnya. Karena itulah sekarang dia berjalan di hutan, lari dari
mansion Kido-hime.
"Uggh,
hutan ini luas sekali. Aku sekarang dimana?"
Dia tersesat
tidak tau arah. Dia merasa kemanapun dia melihat pemandangannya semua sama. Dia
sekarang kelelahan, lapar, dan haus. Dia tidak membawa apapun saat dia lari,
karena dia merasa bersalah jika mencuri sesuatu dari Kido-hime dan Kano-kun
yang sudah baik kepadanya. Dia berjalan dan akhirnya dia berhenti di suatu
tempat. Dia sampai disebuah taman yang indah, taman itu penuh dengan larkspur
ungu.
'Huaaaa,
mengagumkan.' pikir Kousuke. Ini pertama kalinya dia melihat pemandangan
seindah ini. Tapi yang membuatnya lebih terkejut lagi adalah adanya sesosok
gadis berambut putih yang seperti boneka sedang duduk di tengah taman bunga
larkspur itu. Dia membuat mahkota bunga dan lalu tersenyum saat dia
menyelesaikannya. Kousuke langsung berpikir kalau senyuman gadis itu sangat
indah, lebih indah dari taman bunga larkspur ini. Tanpa disadari dia berjalan
ke arah gadis itu.
Gadis itu
melihat Kousuke dan terkejut. Dia nampak ketakutan dan langsung ingin berlari,
tapi tanpa disadari Kousuke meneriakkan. "Tunggu!" kepadanya, membuat
gadis itu berhenti dan menatapnya.
"Aku-aku
tidak ingin melakukan apa-apa kepadamu! Aku hanya, hanya terpikat denganmu!" saat
sadar apa yang telah dia katakan Kousuke langsung memerah dan
melambai-lambaikan tangannya sambil berusaha memperbaiki kata-katanya tadi.
Melihat
itu sang gadis tertawa kecil sambil berkata "Tidak apa-apa kok. Aku hanya
terkejut ada seseorang di hutan ini selain aku." gadis itu menatap Kousuke
sambil tersenyum. Barulah Kousuke menyadari bahwa mata gadis itu merah 'Albino
kah?' pikir Kousuke.
"Oh,
ah, syukurlah. Aku benar-benar tidak bermaksud apa-apa kok. Aku tersesat dan
saat aku sampai di taman ini aku melihatmu. Namaku Kousuke Seto, salam
kenal." Kousuke memperkenalkan dirinya kepada gadis itu, tetapi pada saat
gadis itu mulai memperkenalkan dirinya juga, pandangan Kousuke mulai berputar
dan badannya tiba-tiba kehilangan tenaga. Semuanya pun menjadi gelap.
...
Aroma
bunga rosemary adalah yang pertama kali dia hirup saat dia sadar. Dia mulai
membuka matanya dan yang pertama kali dia lihat adalah langit-langit dari kayu.
Dia sadar kalau badannya telah berbaring di sebuah tempat tidur yang empuk dan
nyaman, dia lalu menatap ke sampingnya dan dia melihat putih.
"Kamu
sudah sadar?" ternyata warna putih yang dia lihat adalah warna putih
rambut sang gadis yang dia lihat di taman tadi. Di samping tempat tidur ada
meja kecil yang diatasnya ada segelas teh dan sepiring bubur. Mencium aroma itu
membuat perut Kousuke berbunyi.
"eeeh,
umm, maaf." kata Kousuke malu. Sang gadis hanya tertawa kecil dan
memberikan piring bubur itu pada Kousuke.
"Makanlah,
toh aku membuatkannya untukmu." Kousuke yang tidak bisa menahan laparnya
lagi melahap bubur yang dibuatkan gadis itu. Sang gadis hanya tersenyum sambil
melihat Kousuke makan. Setelah makan Kousuke meminum teh yang ternyata diseduh
dengan rosemary, kata gadis itu. Setelah semua itu Kousuke kembali segar.
"Terima
kasih untuk semua ini! Umm..." Kousuke menghentikan perkataannya, bingung,
tidak mengetahui nama gadis yang menyelamatkannya.
"Mary,
Mary Kozakura namaku." menjawab pertanyaan Kousuke yang tidak dia katakan.
"Oooh,
Kozakura-chan! Salam kenal aku Kousuke Seto!"
"Hehehe,
aku sudah tau kok. Kamu sudah mengatakannya di taman bunga tadi."
"O-oh,
gitu yah? Ah, eh, ha ha ha..." mereka berdua terdiam. Masing-masing tidak
tau apa yang harus mereka lakukan. Setelah beberapa menit keheningan berlalu,
Mary memecahkannya.
"Kamu...kamu
bilang kamu terpikat denganku. Kenapa?" tanya Mary. Semburat merah keluar
dari wajah Kousuke yang sukses membuat wajahnya seperti tomat. Dia berusaha
berkata sesuatu tapi malah menjadi kata-kata tidak jelas. Akhirnya dia
menenangkan dirinya dan menjawabnya.
"Ka-kamu
terlihat se-sepeti boneka. Sangat ca-cantik dan imut, apalagi saat kamu tersenyum,
itu membuatku...terpikat denganmu." Kousuke sangat malu saat dia
mengatakan itu, dia mengalihkan pandangannya ke bawah, membuatnya tidak bisa
melihat wajah Mary yang memerah saat mendengar kata Kousuke.
"O-oh
be-begitu yah." keheningan kembali melanda kedua insan itu. Masing-masing
terlalu malu untuk mengatakan apa-apa. Akhirnya mereka berdua mulai menjadi
tenang dan bisa melihat satu sama lain.
"Tidak
pernah ada yang mengatakan itu kepadaku sebelumnya...terima kasih." Mary
tersenyum dengan lebar.
'Ahh
senyumannya memang indah' pikir Kousuke dari dalam hatinya.
-Flashback
End-
Setelah
itu Shuuya-kun datang bersama Tsubomi-hime mencari-cari Kousuke. Mary saat itu
terkejut ada banyak orang yang dia temui dalam satu hari dan agak takut, tetapi
Kousuke menenangkannya dan mengatakan kalau Shuuya-kun dan Tsubomi-hime tidak
jahat. Tsubomi-hime lalu berkata pada Kousuke kalau tidak apa jika dia ingin
pergi, tetapi tunggulah setelah dia sehat. Kousuke akhirnya sadar kalau
Tsubomi-hime baik kepadanya tanpa ada maksud apa-apa dan akhirnya memutuskan
untuk tinggal di mansion menemani Tsubomi-hime. Tapi ada alasan lain juga
kenapa dia memutuskan untuk tinggal di mansion.
"Ada
apa, Kousuke?" Mary menghadap kepadanya, bingung kenapa Kousuke
memandangnya dengan tersenyum.
'Senyummulah yang membuatku memilih
untuk tinggal disini.'
pikir Kousuke. "Tidak-tidak, aku hanya mengingat kembali pertemuan kita
saja kok!"
Mary
mengangguk mengerti dan berjalan ke arah bunga larkspur putih dan memetiknya.
Dia menggabungkannya membuat dua mahkota bunga, yang pertama dia pakai dan yang
kedua dia mahkotai Kousuke.
"Dengan
begini kita seperti Raja dan Ratu bunga! Hehehe."
Kousuke
mengangkat Mary dan berputar-putar bersama sambil tersenyum "Yup, kamu
adalah Ratuku yang paling berharga." 'dan
yang paling kucintai' tambah Kousuke dalam hati.
Mary, terima kasih telah datang
kehidupku
Kebaikan dan senyummu memberikanku
keberanian untuk menerima orang lain
Hari-hari yang kulewati bersamamu
benar-benar hal yang paling berharga untukku
Suatu hari nanti aku ingin memberitaumu
perasaan ini
Tapi untuk sekarang, biarlah kusimpan
ini di dalam hatiku
Flower Meaning
Bunga
Larkspur adalah bunga kelahiran Juli, bulan lahirnya Mary, arti bunga larkspur
secara umum adalah hati yang terbuka, hubungan cinta yang kuat, dan kasih
sayang yang hangat.
Arti
tersembunyi dari lakspur adalah:
Pink
artinya plin-plan
Putih
artinya kebahagiaan, dan
Ungu
artinya cinta pertama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar